Mengenal lebih dekat Biografi si Pitung


Pitung adalah seorang pemuda saleh dari Rawa Belong. Nama Aslinya adalah Solihun, Dia dikenal sopan dan ringan tangan dalam membantu tetangga yang kesusahan, namun nama orang tuanya tidak diketahui sedangkan Guru ngajinya adalah Haji Naipin . Seorang Ulama yang dihormati di kampung RawaBelong.


Dia juga rajin mempelajari Alquran di Haji Naipin, Dari beliau lah Pitung mempelajari Silat dan ilmu bela diri Lainya Selesai belajar Alquran ia dilatih dalam seni bela diri. Setelah bertahun-tahun pengetahuan agama dan kemampuan untuk menguasai bela diri meningkat.

Pada usia 16 Tahun, Sekitar tahun 1980 Pitung bertemu Saudaranya yang bernama Jii. Dari situ-lah pitung mulai belajar mencuri bersamanya.

si Pitung menjual kambing di pasar Tanah Abang yang kemudian dicuri oleh para centeng tuan tanah. Si Pitung kembali pulang dengan tangan hampa, namun si Pitung hanya tersenyum dan menjawab bahwa dia telah dirampok. Ayah Pitung yang marah kemudian menyuruh Pitung pergi mencari uang tersebut dan akhirnya dapat menemukannya kembali.

Namun, para pencuri alias centeng tersebut mengajak Pitung untuk bergabung sebagai perampok dan menjadi ketua mereka. Pada awalnya Pitung menolak, tetapi akhirnya Pitung bergabung dengan mereka, Akibat dari hal ini, si Pitung dan kawanannya menjadi buronan para kompeni(sebutan untuk Belanda)
Pada saat itu Belanda yang menjajah Indonesia. Pitung-pun Menyaksikan kekejaman centeng-centeng Babah Liem tuan tanah yang berkuasa di Kampungnya. Pitung-Pun mengasihani penderitaan yang dialami oleh orang-orang .

Sementara itu, kompeni, sekelompok majikan bergelimang dalam kemewahan. Rumah dan ladang mereka dijaga oleh preman yang galak.

Berbekal Ilmu agama dan keahlian mencuri pitung-pun dibantu dengan temannya yaitu Rais dan Saudaranya Jii, Si Pitung mulai merencanakan perampokan majikan dan tuan tanah yang Tak peduli penduduk sekitar. Hasil curian itu dibagikan kepada orang miskin. Di depan rumah keluarga kelaparan meletakkan beberapa beras. Dan anak-anak yatim piatu diberi pakaian dan hadiah lainnya.

Penduduk sangat berterima kasih kepada pitung karena keberhasilan Pitung, Pitung dan temanya berhasil karena dua hal. Pertama, ia memiliki seni bela diri yang tinggi dan dikabarkan mereka kebal terhadap peluru, jimat yang dipakainya bernama Rawarontek. Kedua, orang tidak ingin mengatakan di mana keberadaan Pitung saat ini. Namun, Korban Perampokan selalu memaksa orang untuk membuka mulut
Kondisi ini membuat resah  korban Perampokan Pitung yang kaya bersama kompeni. Mereka akhirnya melaporkan Si pitung pada pemerintah belanda. Penguasa Penjajah di Batavia-pun menyuruh pasukanya untuk menangkap si pitung
Mengetahui dirinya dikejar penjajah belanda, pitung-pun Berpindah pindah tempat. Kompeni juga menggunakan kekerasan untuk memaksa orang untuk bersaksi. Suatu ketika, Petugas Dapat menangkap pitung saat beraksi di rumah demang. Pitung sengaja menyerahkan diri agar teman-temanya dapat meloloskan diri.
Pitung akhirnya di penjara, didalam penjara pitung memikirkan nasib rakyat Rawabelong  dan dikarbakan Saudaranya Jii telah mati di tangan penjajah, padahal itu hanya Omong kosong belaka untuk membuat nasib pitung tambah merana

Dengan Persaan marah dan dendam yang amat dalam, pitung akhirnya bisa meloloskan diri lewat atap penjara. Paginya para penjajah terkejut saat melihat sel tawanan Kosong. Kabar pitung yang telah melarikan diri dari penjara membuat resah para Kompeni.

Suatu hari, tuan tanah kompeni dan kaya berhasil mendapatkan informasi tentang keluarga Pitung. Schout Heyne(Pemerintah Belanda) Menyuruh mereka menangkap kedua orang tuanya dan Haji Naipin. Dengan cobaan berat akhirnya mereka mendapatkan informasi tentang di mana dan rahasia Pitung kebal.
Karena dengan penuh rasa hormat dan sayang kepada ayahnya, pitung-pun membuat pesan bahwa ia akan menyerahkan diri jika ayah dan gurunya di lepas.

Schout Heyne akhirnya setuju dan membuat perjanjian pertemuan dengan pitung. Ditempat dan waktu yang telah di tentukan, Haji Naipin dibawa untuk di tukan dengan pitung sedangkan ayah-nya telah terlebih dahulu di bebaskan

pitung disergap Polisi dan kompeni. Tentu saja Pitung dan teman-temannya berjuang. Namun sayangnya, informasi tentang kekebalan rahasia Pitung sudah terbuka. Ia dilempari telur busuk dan ditembak. Dengan demikian ia dibunuh di Jakarta. sehingga Pitung dianggap sebagai pembela rakyat jelata dari tanah betawi





Previous
Next Post »

3 comments

Write comments
lapakmedan
AUTHOR
12 December 2014 at 01:56 delete

benar2 si pitung ini pejuang benar..

Reply
avatar
12 December 2014 at 05:26 delete

Si pitung banyak berjasa bagi bangsa :)

www.fikrimaulanaa.com

Reply
avatar
Kunai

Visitor

Flag Counter